Haiii ikhwah Fillah, pernah gak siih kalian merasakan rindu yang tak pernah terbayangkan? Sangking kuat nya rasa rindu itu hingga tak bisa di wujudkan dalam hal apapun. Semua itu wajar-wajar saja jika pernah bertemu dan melihatnya, tapi pernah gak rindu dengan seseorang yang tak pernah melihatnya apalagi bertatap muka langsung ? Pasti kalian bingung yaa kan. Jadi rindu yang kita rasakan selama ini itu biasa-biasa aja, betapa indahnya jika kita merasakan rindu kepada Rasulullah Saw.
Pernah suatu ketika Beliau SAW bersabda: “Setiap Nabi memiliki satu do'a yang tidak akan tertolak. Dan aku menyimpannya untuk umatku di padang Mahsyar nanti." Duhai.. betapa la begitu mencintai umatnya, kita. Bahkan saat sedang menahan dahsyatnya sakaratul maut, yang la khawatirkan hanya umatnya.
Menyoal rindu, konon katanya pepatah milenial berucap "soal rindu, ia bisa menjadi candu yang siap datang kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja". Banyak yang bilang bahwa obat paling ampuh dari penyakit rindu adalah temu, itu pepatah dari para bucin-bucin zaman now hehe . Umumnya, orang yang mencintai sesuatu tandanya ia akan sering menyebutnya.
Demikian pula dalam hal kecintaan seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan sering menyebutnya. Buktikanlah rindu itu dengan selalu mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi SAW supaya terus terpupuk cinta kepadanya, karena sesungguhnya Rasul pun sangat merindukan umatnya .
Rasulullah SAW pernah menyatakan rindu untuk berjumpa dengan umatnya yang beliau sebut sebagai saudaranya di depan para sahabatnya. Abu Bakar pun bertanya mengapa beliau berkata demikian. "Bukankah aku saudara-saudaramu?” tanya Abu Bakar kepada Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW menjawab bahwa Abu Bakar bukanlah saudaranya melainkan sahabatnya. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa saudara-saudaranya adalah mereka yang belum pernah melihatnya tetapi mereka beriman kepadanya dan mereka mencintai Nabi Muhammad SAW melebihi anak dan orang tua mereka. Itulah penjelasan Pengasuh Pesantren Tahfidzul Quran Al Husna Pringsewu, Lampung KH Abdul Hamid pada acara Maulid Nabi dan Khaul Masyayekh Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri Jawa Timur di Desa Margoyoso Tanggamus, Sabtu (2/11) malam.
Derajat seseorang diukur dari keyakinannya, dan bagi siapapun yang tidak yakin, maka tidak akan bisa mengambil manfaat," katanya mengutip syair kitab nahwu tersebut. Pentingnya bershalawat juga ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab 56. Dalam ayat tersebut Allah memerintah orang-orang beriman untuk bershalawat kepada Nabi. "Perintah bershalawat ini bukan hanya manusia yang melaksanakannya. Sampai-sampai malaikat dan Allah sendiri bershalawat kepada Nabi," lanjutnya tentang keistimewaan perintah shalawat.“ CintaCinta dan rindu ibarat Nasi goreng dan garam. Tanpa garam, nasi goreng akan terasa hambar. Artinya, Cinta lebih berasa jika dilengkapi rindu.
Semua orang yang merindukan sesuatu hampir bisa dipastikan mencintai sesuatu, tapi tidak semua orang yang mencintai sesuatu merindukan sesuatu itu, hal ini logis jika sebab dari kemunculan rindu tidak ada, misalkan karena orang tersebut "sering" bertemu. Oleh karenanya saya katakan diawal bahwa rindu adalah satu tanda cinta dari beberapa tanda lainnya, jika tanda cinta itu tidak ada, bukan berarti cinta nya tidak ada, sama halnya seperti nasi goreng, jika garam tak ada, bukan berarti nasi goreng tak ada, boleh jadi nasi goreng tetap ada, tapi tentunya dengan rasa berbeda (hambar), pun begitu pula cinta, jika rindu tak ada, boleh jadi cinta tetap ada, namun tentunya dengan rasa berbeda.” Ucap Sandy.
Penulis menyimpulkan bahwa kerinduan yang memiliki kaitan erat dengan keimanan adalah merindukan seorang sosok mulia Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena tidak ada di antara makhluk ciptaan Allah Ta’ala yang paling merindukan kita melebihi kerinduan sang Rasul. Betapa tidak di kala detik – detik terakhir kewafatannya tiba, beliau masih menyebut dan mengkhawatirkan umatnya daripada saudara dan sanak keluarganya.
0 Komentar