Tampaknya tahun 2021 bukan tahun keberuntungan untuk hampir
seluruh penduduk dunia. Karena tak hanya pandemi virus corona yang hingga kini
belum menemui titik terang. Beberapa bencana juga terus terjadi dan membuat
kondisi semakin parah.
Menyambut awal tahun
dengan optimisme dan menaruh harapan untuk bangkit dari keterpurukan, setelah
selama setahun manusia di seluruh dunia dipojokkan dengan suatu keadaan. Tapi kenyatanya semua harapan di awal tahun
terasa hilang begitu saja. Bayangkan saja dibulan januari, negara kita
sudah diguncang banyak bencana alam mulai dari gempa bumi, tanah longsor,banjir
bandang, angin putting beliung hingga gunung meletus semuanya sudah terjadi
dibulan ini.
Bencana yang melanda baik itu bencana alam maupun yang
terjadi akibat kecerobohan manusia, pasti meninggalkan dampak emosional yang
cukup besar bagi para korbannya. Meski korban tersebut tidak mengalami cedera
fisik yang serius, namun rekasi emosional akibat trauma ini bisa menyebabkan
efek samping serius jika tidak ditangani dengan baik.
Oleh karena itu bagi mereka yang menjadi korban bencana, memahami respon terhadap peristiwa yang menyedihkan dapat membantu mereka mengatasi perasaan, pikiran, dan perilaku secara efektif, serta membantu mereka dalam proses pemulihan. Tentunya mereka kehilangan banyak hal pasca bencana : harta benda, orang yang dikasihi, pekerjaan, hingga kepercayaan diri. Tapi, dengan semangat yang tersisa, juga dengan pendampingan para relawan bencana itu berusaha membalikan trauma dengan berkarya.
Bangkit dari trauma adalah hal yang sulit, tetapi tidak mustahil. Mari kita bekerja sama antara korban, relawan dan petugas bencana saling mendukung dan mensupport agar keadaan pulih kembali serta menjadi masyarakat yang tangguh bila diterpa bencana.
0 Komentar